Rabu, 18 Agustus 2010

Hutan di tengah kota yang asri

Di Bali terdapat hutan yang dapat dinikmati walaupun dalam kebisingan kota. Tempat tersebut berada di pinggiran kota Denpasar yang letaknya berada di sepanjang jalan By Pass Ngurah Rai antara Sanur sampai Nusa Dua. Nama hutan tersebut adalah Tahura (Taman Hutan Raya) Ngurah Rai yang berupa hamparan hutan mangrove yang asri. Disini an
da dapat menikmati suasana alam yang asri, nyaman dan tenang walaupun tempat ini berada di kota besar. Panorama alam yang dapat anda nikmati antara lain berbagai jenis satwa dan fauna yang beraneka ragam jenisnya. Fasilitas yang tersedian disisni antara lain :
Bangunan Utama terletak di ujung jalan. Di lobby ruang depan, terdapat Pojok Informasi Umum, Alat-alat Peraga dan Toko Oleh-oleh. Sepanjang koridor, ada akuarium yang memperlihatkan contoh hewan-hewan yang hidup di mangrove, tepat di depannya terdapat Ruangan Pameran.
Pojok Informasi ( sebelah Tenggara dari lobi ruang depan ) ditujukan untuk memberi tahu pengunjung informasi umum tentang mangrove. Pengunjung disini dapat mengetahui komposisi dari mangrove dan ”trail” (jalan kecil yang akan dilalui) di Diorama Jalan Mangrove. Dan pemula dapat memperoleh sedikit pengetahuan tentang mangrove.
Contoh Pneumatophores ( salah satu dari akar nafas ) dari Sonneratia:
Akuarium ( di koridor ) adalah fasilitas pameran untuk spesimen hidup, sedangkan ruang pameran untuk spesimen mati ( tidak hidup ). Contoh yang diperlihatkan di akuarium adalah hewan yang hidup/mendiami area mangrove dan area sekitarnya, terutama hewan yang susah untuk diamati di lapangan, ikan yang hidup di perairan berlumpur, hewan malam, kepiting yang susah diamati ( didekati) di lapangan.
Ruang Pameran ( di depan akuarium ) memperlihatkan secara mendetail dan pengetahuan yang lengkap tentang mangrove, seperti distribusi, fungsi, ekologi, konservasi, pemanfaatan, flora dan fauna mangrove, khususnya di Tahura Ngurah Rai
Kolam Pengamatan ( di sebelah selatan-luar dari gedung utama ) adalah kolam untuk biawak. Biawak tidak sebesar komodo, kadal terbesar di dunia, tetapi cukup besar, bisa mencapai 2 m panjangnya. Mereka adalah karnivora (pemakan daging) dan memakan ikan dan sebagainya. Meskipun populasi mereka cukup besar di daerah mangrove ini, mereka pemalu dan penakut, meskipun ukuran dan penampakan mereka tidak, dan susah untuk diamati di lapangan.
Persemaian seluas 7700 m ² dibuat pada tahun 1994 untuk menyediakan semai untuk rehabilitasi lahan di sekitar sini. Sejak tambak udang sepanjang By Pass Ngurah Rai ditinggalkan, kemudian direhabilitasi menjadi mangrove, persemaian ini diharapkan menyediakan semai sebanyak mungkin.
Kolam Sentuh (di sebelah ujung selatan dari persemaian) adalah fasilitas untuk pendidikan lingkungan, yang ditujukan untuk anak-anak dan murid-murid atau keluarga pengunjung, dimana mereka dapat mengamati secara lebih dekat dan menyentuh kepiting, ikan glodok, moluska, dan lain-lain. Yang terdapat di daerah mangrove. Melalui pengalaman ini, anak-anak akan bersimpati pada alam dan akan mengetahui pentingnya konservasi lingkungan.
Trayek ( jalan kecil) Mangrove adalah atraksi utama untuk para pelancong yang menginginkan untuk menikmati alam. Jalan ini terbuat dari jembatan kayu (total sepanjang 1.850 m) dan didalamnya terdapat fasilitas antara lain, menara pengamat, pondok istirahat, tempat mengamati burung, dek apung, dermaga. Perjalanan keliling (sekitar 2.150 m) memakan waktu sekitar 1 jam dan setengah perjalanan juga ada (sekitar 970 m).
Jembatan Kayu didesain supaya tidak merusak alam, menggunakan sisa-sisa dari tambak udang yang telah ditinggalkan. Kayu yang digunakan yaitu, Ulin (Euderoxylon zwageri, Lauraceae), Kamper (Dryobalanopus sp., Dipterocarpaceae), Damar (Shorea sp., Dipterocarpaceae), dan lain-lain.
Pondok Burung Bangau adalah titik awal dari jembatan kayu. Semua pondok, jalan dan jembatan di mangrove diberi nama sesuai nama burung atau tumbuhan.
Dek Apung (480 dari titik awal) didesain untuk bisa naik dan turun mengikuti pasang-surut. Sehingga, pada saat surut, orang-orang dapat mengamati kepiting dan lain sebagainya, secara lebih dekat.
Menara Little Egret (Menara Pengamat) (530 m dari titik awal) adalah menara setinggi 6 m pada lantai tiganya dan memiliki ketinggian hampir 10 m pada atapnya. Dari menara ini orang-orang dapat melihat perluasan dari mangrove baik tegakan alami maupun hasil penanaman. Gunung Agung (3.142 m), gunung tertinggi di Bali dan Gunung Batukaru (2.276 m) dapat diamati pada saat cuaca cerah. Sarang burung Little Egret dan Night Heron juga dapat diamati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar